Part 2 : Hampa



BIARKAN HUJAN ITU MENANGIS

Setelah lama-kelamaan Miler semakin membesar dan umurnya pun semakin meningkat . Miler masih lagi  tidak tahu kemana perginya sosok lelaki yang pernah membahagiakan dia . Miler enggan bertanya dengan mamanya kerana dia yakin ibunya akan tetap memberikan jawapan yang sama.

Masa berlalu semakin cepat , kini umur Miler sudah mencecah 11 tahun. Masa-masa kecilnya hanya dipenuhi dengan kasih sayang seorang wanita yang mulia dan baik hati.
Mama kerap menghantar dan mengambil Miler di sekolah dengan menaiki  kereta WIRA kepunyaannya.

Pada malam 9 APRIL , Miler kelihatan sedih dan berharap seseorang akan datang untuknya esok . Miler menangis sambil berdoa 

" YA ALLAH , berikanlah aku kesabaran untuk menjalani semua ini , aku berharap agar pada hari ulang tahun ku nanti , aku mendapatkan sinar kebahagiaan yang aku dambakan "

Setelah habis sahaja berdoa , Miler terus pergi ke meja belajar bagi menyiapkan kerja rumah yang diberi oleh cikgunya . Miler menghabiskan masa selama satu jam bagi menyiapkannya .

Mata Miler kelihatan sayu . Lantas , Miler berjalan perlahan ke katilnya untuk tidur . Dirinya acapkali menguap kerana amat letih dan ngantuk .

Sebelum tidur  Miler kelihatan sedang membelek-belek gambar bapanya , dan menitiskan airmata . Adakah ini rasanya kehilangan ? Lalu dia meletakkan gambar itu dibawah bantalnya dan terus tidur .

Keesokkan harinya  iaitu pada 10 APRIL ,  Miler berasa amat gembira . Walau bagaimanapun dia masih tetap harus bersiap untuk ke sekolah. Setelah siap , Miler bergegas ke kereta untuk dihantar kesekolah oleh mamanya . Dalam perjalanan itu , Miler mengambil kesempatan untuk bertanya kepada mamanya .

Miler bertanya

" mama , ingatkah mama akan ' hari ini ' " sambil berharap .

Mamanya menjawab 
" kenapa dengan hari ini ? " pura-pura tidak tahu 

Miler terlihat sedih ! 

" oh , tak ape la mama .

lantas mamanya ketawa kecil sambil melihat airmuka anaknya yang agak sedih .

Mama ; 

" mama ingat lar , tak kan tak ingat bufday adik " sambil menoleh ke arah belakang .

Mamanya mengambil hadiah kecil berupa jam tangan untuk diberikan kepada Miler .
Miler gembira , lalu mengucapkan 

" terima kasih mama , adik sayang mama " gembira
" adik tak nak kehilangan mama " sambil mencium pipi mamanya dan keluar dari kereta .


Hari ini ialah hari  dimana Miler dilahirkan . Kini genaplah umurnya berusia 11 tahun . 

Adakah aku harus menceritakan hal yang sebenarnya kepada Miler ?? 
bisik ibunya tertanya-tanya.

Setiba dirumah , mamanya bergegas menyiapkan majlis ulang tahun untuk Miler.
Waktu bersekolah sudah hampir tamat , tapi ibunya masih lagi berada dirumah .
Jam menunjukkan pukul 1.00 petang . Miler pun keluar dari sekolah dan menunggu mamanya
di perhentian bas yang berada di sekolahnya.

Sedang asyik menunggu , Miler melihat akan sepasang ibu bapa yang menjemput anaknya dari sekolah , mereka kelihatan gembira sambil anaknya mengisap lollipop yang diberikan ayahnya .

Miler menitiskan airmatanya . 

Tiba-tiba terdengar bunyi ' hon ' dari arah kanannya .
Dalam keadaan kelam kabut , Miler terus mengelap airmatanya dengan tali leher dan terus memasuki kereta tersebut .

Dalam perjalanan pulang , Miler bertanya lagi kepada mamanya 

" mama , ayah datang tak hari ni " kesedihan.

Namun mamanya memilih untuk berdiam diri kerana tidak mahu anaknya bersedih 
di hari ulang tahunnya .

Setiba tiba di halaman rumah , terlihat akan sebuah kereta BMW bewarna hitam.
Miler dan mamanya kebingungan , dan saling bertanya .

" siapakah yang datang kerumah " 

dengan segeranya Miler berlari masuk kedalam rumah . Dia ternampak akan sosok seorang lelaki , dan itu ialah bapanya .

Miler menjerit  " ayah " dengan sekuat hati

Ayahnya lantas mendakap dan memeluk erat  Miler dan menangis

" SELAMAT ULANG TAHUN ANAKKU , ayah datang untuk berikan adik hadiah "
sambil cuba menahan kesedihan dan kerinduan seorang bapa kepada anaknya .
Miler bertanya 

" kemana ayah pergi selama ni , adik rindu dengan ayah ."
" mama cakap ayah sibuk kerja , nak belikan adik mainan baru "
"  betul ke ayah "

bapanya menjawab 

" betul anakku , adik jangan malas-malas tau , belajar sungguh-sungguh"
" jangan biadap dengan mama ya " sambil melepaskan pelukan .
Miler menangis dan hairan . 

Miler berlari ke tempat mamanya dan menarik tangan mamanya dengan kuat ke tempat ayahnya berada .

Mama berkata 

" kenapa adik menarik tangan mama , sakit lah "

Miler hanya berdiam diri . Miler hanya melihat mama dan ayahnya seakan berbincang serius.
Tapi Miler tetap tidak tahu .

Akhirnya , mereka berdua mengambil keputusan untuk menceritakan yang sebenarnya.

"Sudah tiba waktunya untuk Miler mengetahui semua ini " 

Tapi sebelum itu , mereka menunggu sehingga majlis ulang tahun Miler berakhir.
Berakhirnya majlis itu , mama dan ayah memanggil Miler lalu menceritakan semuanya
Apabila tahu hal yang sebenar Miler menangis teresak-esak dan terus berlari ke dalam kamar dan terus mengunci pintu.

Hati Miler seakan-akan mahu pecah , namun itu adalah hakikat yang harus diterimanya.
Miler berasa " KEHAMPAAN MENDOMINASI HIIDUPNYA " 

Setelah berjam-jam di dalam kamar , Miler keluar dan bertemu dengan mama dan ayahnya .
Miler . . . . . . .

*bersambung (!)



 

2 comments: